KHUTBAH JUM'AT HAKEKAT TAUBAT


KHUTBAH JUM’AT
DI MASJID NUR- ROHMANMEKAR SARI BARU
KOTA CIREBON

JUM’AT,   24 FEBRUARI 2014

Oleh :
Drs. H. MOH MASNUN, Mpd


HAKEKAT TAUBAT


            Sidang Jum’ah  yang berbahagia
Marilah kita bertaqwa kepada Allah Ta’ala, dengan memenuhi perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Kita semua tentu menyadari bahwa betapapun giatnya usaha kita di dalam memenuhi amalan-amalan agama tentu masih terdapat kekurangan dalam diri kita masing-masing.
Dari sekian banyaknya perintah-perintah agama pasti masih ada sebagian yang belum kita penuhi, apalagi tentang larangan-larangannya tentu banyak sekali yang kita terajang atau kita lakukan.Oleh karena itu marilah kita perbaiki kesalahan-kesalahan kita dan kita kejar terus kekurangan-kekurangan kita, disamping kita harus bertaubat kepada Allah swt.


Memang orang yang sudah berani menunda taubat, berarti ia mengira bahwa dirinya akan hidup kekal di dunia ini. Padahal sekalipun ia masih hidup jika ia mempunyai penyakit “suka menunda taubat”, maka ia tentu tidak akan mampu meninggalkan dosa-dosanya pada hari ini, dan tidak dapat pula meninggalkan dosa-dosa untuk hari esok.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Adapun yang dimaksud taubah ialah mohon ampun kepada Allah dengan lisan dan penyesalan di dalam hati terhadap sesuatu dosa yang telah dilakukan dengan jalan meninggalkan dosa tersebut disertai niat tidak akan kembali lagi mengulanginya. Jikalau dosa tersebut berhubungan dengan hak manusia, maka wajib minta maaf kepadanya dan mengembalikan harta bendanya yang dianiayanya atau minta halalnya.
Memang, kata-kata taubat ini sangat simple, enak didengar atau mudah diucapkan.Akan tetapi, tidaklah semudah itu pada hakekatnya sebab taubat diperlukan sekali tindakan nyata sebagai realisasinya. Maka sangat kurang bijaksana dan ceroboh sekali, manakala seseorang mengaku bertaubat, akan tetapi dia masih melakukan dosa itu pula. Maka sebagai sifat-sifat mukmin yang taqwa dan bertaubat dengan mohon ampunan kepada Allah adalah apa yang telah digariskan oleh Allah swt, dengan firman-Nya:
úïÏ%©!$#ur#sŒÎ)(#qè=yèsùºpt±Ås»sù÷rr&(#þqßJn=sßöNæh|¡àÿRr&(#rãx.sŒ©!$#(#rãxÿøótGó$$sùöNÎgÎ/qçRäÏ9`tBurãÏÿøótƒšUqçR%!$#žwÎ)ª!$#öNs9ur(#rŽÅÇãƒ4n?tã$tB(#qè=yèsùöNèduršcqßJn=ôètƒÇÊÌÎÈy7Í´¯»s9'ré&Nèdät!#ty_×otÏÿøó¨B`ÏiBöNÎgÎn/§×M»¨Yy_ur̍øgrB`ÏB$ygÏFøtrB㍻pk÷XF{$#šúïÏ$Î#»yz$pkŽÏùzN÷èÏRurãô_r&tû,Î#ÏJ»yèø9$#ÇÊÌÏÈ
Artinya :
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji danmenganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Al-Imran; 135-136)

Sidang Jum’ah yang berbahagia
Lebih dari itu tentu telah kita sadari, bahwa datangnya maut tidak seorang pun yang dapat mengetahui kecuali Allah Ta’ala.Mati datangnya tak terduga-duga sebelumnya. Bisa jadi mati itu menimpa seseorang yang masih muda belia, bahkan tidaklah sedikit orang yang di pagi harinya masih dalam keadaan segar bugar tetapi di siang harinya ia mati mendadak.
Dan jika seseorang sudah sampai pada batas ajalnya, maka ia tak mampu mengundurkannya sedikitpun, sebagaimana firman Allah swt:


Èe@ä3Ï9ur>p¨Bé&×@y_r&(#sŒÎ*sùuä!%y`öNßgè=y_r&ŸwtbrãÅzù'tGó¡oZptã$y(ŸwuršcqãBÏø)tGó¡oÇÌÍÈ
Artinya :
“Tiap-tiap umat manusia ajal, maka apabila telah dating ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula memajukannya”
(Al A’raaf: 34)

Oleh karena itu celakalah orang yang suka menunda untuk bertaubat dengan ucapannya: “Besok aku akan bertaubat”. Seolah-olah dengan ucapannya itu ia tahu persis bahwa besok hari ia belum mati, padahal sekali lagi tak seorang pun dapat mengertiu datangnya ajal kecuali Allah swt. Jadi penundaan taubat adalah merupakan kekeliruan yang amat besar, sebab orang yang menunda taubat berarti ia beranggapan bahwa dosanya masih relatif sedikit, lalu ia berusaha untuk memperbanyak dosa, atau bahkan ia merasa bahwa dirinya tak punya dosa hingga ia enggan untuk bertaubat.

Saudara-saudara kaum muslim yang berbahagia.
Setelah kita semua mengakui terhadap kesalahan-kesalahan kita marilah kita segera bertaubat dengan menyesali diri karena terlanjur melakukan kemaksiatan, dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi berbuat maksiat, kemudian kita ganti perbuatan-perbuatan yang salah itu dengan memperbanyak amal-amal saleh.

Allah Ta’ala berfirman;
`yJsùz>$s?.`ÏBÏ÷èt/¾ÏmÏHø>àßyxn=ô¹r&ur cÎ*sù©!$#ÛUqçGtƒÏmøn=tã3¨bÎ)©!$#ÖqàÿxîîLìÏm§ÇÌÒÈ
Artinya:
“Maka barang siapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Adapun ciri-ciri seseorang yang telah bertaubat adalah:
·         Menahan lidahnya dari sesuatu yang tiada berguna dan dari mengumpat, memfitnah dan dusta
·         Didalam hatinya tidak terdapat dengki dan permusuhan sesama manusia
·         Meninggalkan kawan-kawan yang jahat dan tidak dipergauli lagi
·         Mempersiapkan diri dengan memperbanyak bekal yang akan dibawa untuk masa sesudah matinya, menyesali, kepada dosanya, mohon ampunan kepada Tuhannya, dan bersungguh-sungguh di dalam melakukan ketaatannya.






Allah Ta’ala berfirman :
$pkšr'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#þqç/qè?n<Î)«!$#Zpt/öqs?%·nqÝÁ¯R4Ó|¤tãöNä3š/ubr&tÏeÿs3ãƒöNä3YtãöNä3Ï?$t«ÍhyöNà6n=Åzôãƒur;M»¨Zy_̍øgrB`ÏB$ygÏFøtrB㍻yg÷RF{$#tPöqtƒŸwÌøƒäª!$#¢ÓÉ<¨Z9$#z`ƒÏ%©!$#ur(#qãZtB#uä¼çmyètB(öNèdâqçR4Ótëó¡ošú÷üt/öNÍkÉ÷ƒr&öNÍkÈ]»yJ÷ƒr'Î/urtbqä9qà)tƒ!$uZ­/uöNÏJø?r&$uZs9$tRuqçRöÏÿøî$#ur!$uZs9(y7¨RÎ)4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖƒÏs%ÇÑÈ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan yang semurni-murninya,mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan Kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (At Tahrim : 8)


















KHUTBAH JUM’AT
DI MASJID NUR- ROHMANMEKAR SARI BARU
KOTA CIREBON

JUM’AT,   06 JUNI 2014

Oleh :
Drs. H. MOH MASNUN, Mpd


MU’MIN YANG KUAT


Sidang jum’ah yang berbahagia
Marilah kita bersama-sama mengabdikan diri kepada Allah dalam arti menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang dalam pengertian syara’ atau istilah hukum islam disebut ibadah.


Mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik ketimbang mukmin yang lemah. Kuat bisa bermacam-macam; kuat badan, kuat ekonomi, kuat kedudukan, kuat mental dan lain-lain yang dapat diperbandingkan dengan yang lain. Kuat secara sendiri-sendiri atau kuat secara bersama-sama. Menurut sunnah Allah, seorang menjadi kuat, ditentukan oleh faktor penunjang. Kuat badan ditunjang oleh kekerasan dan sempurnanya susunan tubuh.Itu juga ditentukan oleh gizi.Kuat ekonomi, ditunjang oleh harta yang dihasilkan oleh kerja keras penuh perhitungan. Kuat kedudukan ditunjang oleh kelebihan yang dimiliki, ilmu, akhlak dan cara mainnya. Kuat mental, karena iman dan kepercayaan kepada diri sendiri.Dan seterusnya.Jadi sebelum seorang mukmin menjadi “Kuat”, dia harus siap dengan faktor penunjang kekuatan itu. Maka dia akan lebih disukai dan lebih baik di sisi  Allah.

Saudara – saudara kaum muslimin yang berbahagia
Yang harus dijaga setelah seorang mukmin menjadi kuat, ialah jangan sekali-sekali takabbur, sombong, congkak.Sebab harus diingat segala yang baik itu ada yang “lebih baik” ada pula yang paling baik.
Orang mukmin harus dinamis.Kalau dia telah mencapai prestasi baik, diatasnya masih ada yang lebih baik.Begitu seterusnya secara tasalsul, sambung menyambung.
Bagi orang mukmin, yang paling sulit ialah mengatur hati, kalau suatu saat harus menanggung akibat dari perbuatannya.Disini orang banyak tergelincir.Padahal orang mukmin harus yakin, bahwa bagaimanapun kehendak (irodah) dan taqdir Allah, pasti terjadi, ada sebab atau tidak.

Sidang jum;ah yang berbahagia.
Dalam hadits ini Rasullullah saw, menjelaskan bahwa orang mukmin yang kuat itu lebih dicintai oleh Allah swt. Dan dorongan-dorongan agar kaum muslimin itu optimis dalam bekerja serta tabah dalam menghadapi segala kemungkinan.
Hadits di atas mengandung tiga macam dorongdan dua macam larangan, yaitu :

Pertama : Iman
Iman adalah pusat kebahagiaan dan akhirat manakala diikuti dengan amal shalih, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya;
öqs9uruä!$x©ª!$#öNà6n=yèyfs9Zp¨Bé&ZoyÏnºur`Å3»s9ur@ÅÒãƒ`tBâä!$t±oÏôgtƒur`tBâä!$t±o4£`è=t«ó¡çFs9ur$£JtãóOçFZä.tbqè=yJ÷ès?ÇÒÌÈ
Artinya :
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (An-Nahl; 93)

Kedua: Rasulullah saw, menganjurkan kepada kita untuk tangkas mencari segala sesuatu yang membawa kemanfaatan dunia maupun kemanfaatan akhirat. Seorang mukmin jangan sampai mengosongkan waktu, sehingga waktu itu berjalan tanpa meninggalkan bekas kecuali ketuaan belaka.
(Namun istilah waktu dengan kegiatan mencari ilmu, harta, menolong anak yatim, membaca Al Qur’an, salawat dan lain sebagainya)
Ketiga: Dalam menghadapi segala usaha dan rencana hendaklah mohon pertolongan kepada Allah, karena yang memutuskan dan menentukan segala sesuatu, tentu saja dalam hal ini disertai usaha-usaha yang bersifat dlahir (memenuhi syarat-syaratnya).

Keempat: Rasullullah saw, melarang kita lemah dalam mencapai cita-cita, namun hendaknya kita optimis dalam usaha kita, jiwa penuh kepercayaan kepada Allah agar apa yang kita cita-citakan tercapai disertaiu usaha yang benar-benar, tidak boleh malas-malas dan berdiam diri tanpa usaha. Dan Nabi saw, telah mengajarkan doa kepada kita antara lain:

Artinya :
“Ya Allah, saya mohon perlindungan kepada-Mu dari lemah dan malas.”
(HR. Abu Dawud)

Kelima: Apabila kita tertimpa suatu hal yang tidak menyenangkan Rasul saw, melarang kita untuk mengucapkan kata pengandaian (seandainya). Karena kata ini dapat membuka pintu pekerjaan syetan.Dengan kata-kata itu seolah-olah kita dapat menghindarkan diri dari takdir Allah, padahal takdir Allah mustahil tidak terlaksana. Yang benar, untuk menanggapi peristiwa yang telah lampau kita katakana Allah telah mentakdirkannya dan apa yang dikehendaki oleh Allah niscaya diperbuat-Nya. Sedangkan untuk menghadapi sesuatu yang akan dating kita persiapkan sepenuhnya dan hendaklah kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah kita alami pada waktu yang lampau, jangan sampai kita terperosok dua kali dalam satu lobang, oleh karenanya hendaklah jangan sampai kita melakukan sebab-sebab yang mengakibatkan kegagalan.

Sidang jum’ah yang berbahagia
Secara keseluruhan, hadits ini menganjurkan agar orang beriman tidak terhenti berjuang, amar ma’ruf, nabi mungkar dan bersabar, apabila disuatu saat kesandung aral.Tidak dianggap benar, orang mukmin yang malas, lebih suka “enak aja”, menunda-nunda urusan dan memulangkan semua yang terjadi kegagalan atau keberhasilan kepada pengandaian.Pengandaian adalah laku orang munafiq.Berjuang, amar ma’ruf dan nabi mungkar dengan segala akibatnya adalah perintah Allah.Meskipun sedapat-dapatnya diikhtiarkan kemungkinan menimpanya bahaya, disebabkan oleh kesalahan langkah, boleh dihindari.Tetapi apabila sudah menimpa, itu bukan karena akibat dari melaksanakan perintah, namun adalah taqdir Allah semata-mata.





KHUTBAH JUM’AT
DI MASJID AL – IKHLASPEGAMBIRAN
KOTA CIREBON

JUM’AT,   07 MARET 2014

Oleh :
Drs. H. MOH MASNUN, Mpd

IKHLAS DALAM BERAMAL


Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan memperbanyak amal shaleh, mengabdi kepada Allah untuk mengharap keridhaan-Nya.
Kita semua tentu menyadari, bahwa selama ini kita sering berbuat sesuatu tanpa memikirkan tujuan-tujuannya.
Kita telah menunaikan kewajiban shalat, tetapi belum tentu kita berfikir: “Karena siapakah kita melakukan shalat?” Kita telah mengeluarkan zakat, tetapi kita sering lupa: “Karena siapakah kita memberikan zakat?” Kita sering mengeluarkan bantuan  untuk kepentingan umat tetapi sering pula kita lupa: “Karena siapakah kita berderma?” Sebab kealpaan seperti inilah manusia sering berbuat sesuatu tanpa disertai tujuan yang benar.Kelihatannya tekun melakukan shalat, tetapi maksudnya ingin dipuji orang agar disebut sebagai orang yang khusyu’.Melihat lahirnya suka derma, tetapi batinnya bermaksud riya/pamer, atau bahkan bertujuan untuk mencari keuntungan duniawi. Dan masih banyak lagi contoh-contoh amaliah yang kelihatannya berbentuk ibadah tetapi hakekatnya tidak membawa kemanfaatan sama sekali. Itu semua bisa terjadi manakala keikhlasan sudah tidak tertanam di dalam hati.
Semoga kita semua terhindari dari niat yang tak terpuji. Karena sangat disayangkan bagi mereka yang sudah payah melakukan ibadah tetapi apa yang diperbuat hanyalah sia-sia belaka, bahkan dapat menyeret mereka ke dalam neraka. Mereka tak ubahnya bagaikan binatang yang hanya bersusah payah dibawah terik matahari hanya untuk mencari makan.
Demikian pula celakalah mereka yang beribadah karena pamer, mereka lupa, bahwa pujian dari orang lain tidak ada artinya bila dibandingkan dengan keridhaan Allah swt.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.suatu ketika ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw: “Ya Rasulullah, saya ingin mempunyai pendirian dan saya ingin diridhai Allah, dan saya ingin agar tanah tumpah darahku dilindungi Allah.”
Rasullah saw, bersabda:
`yJsùtb%x.(#qã_ötƒuä!$s)Ï9¾ÏmÎn/uö@yJ÷èuù=sùWxuKtã$[sÎ=»|¹Ÿwurõ8ÎŽô³çÍoyŠ$t7ÏèÎ/ÿ¾ÏmÎn/u#Jtnr&ÇÊÊÉÈ
Artinya:
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”.(Al Kahfi : 110)

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Untuk memujudkan amal saleh sudah barang tentu dibutuhkan adanya ikhlas.Sebab segala amal, semua perbuatan, apapun bentuknya jika tidak dibarengi dengan niat ikhlas, tentu hasilnya jauh berbeda dengan benar-benar lillahi Ta’ala.

Rasulullah saw, bersabda :
Artinya :
“Apabila Allah telah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan yang akhir besok pada hari kiamat, hari yang tidak diragukan lagi kedatangannya, terdengarlah suatu panggilan: “Barang siapa yang menyekutukan Allah dengan seseorang dalam beramal, hendaknya ia minta pahala dari padanya, sebab sesungguhnya Allah tidak membutuhkan kepada sekutu”.  (HR. Turmudzi)

Diharapkan dari seluruh para pejuang, agar menjadikan perjuangan mereka bersih dari riya.Sebab hidup dan mati mereka dikaitkan dengan kewajiban yang suci.Kerena itu jabatan, pangkat dan kedudukan serta gaji mereka tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan tugas suci mereka yang luhur.Hendaklah mereka memilih pahala Allah dan cita-cita mereka hendaknya diatas pengorbanan yang mulia.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Ikhlas membuat keadaan selalu segar dalam jiwa, karena ikhlas menuntut agar manusia mengetahui dan memperhitungkan sesuatu dengan baik, diwaktu senang dan diwaktu susah, sehingga perasaan ikhlasnya menjadi mantap dan berkesinambungan dalam perjalanan.
Ikhlas tidak layu dalam situasi dan kondisi yang berganti-ganti. Manusia yang dalam jiwanya ikhlas imannya mantap dan amalnya hanya karena Allah semata, dan tidak karena yang lain.
Namun demikian keikhlasan bisa hilang berangsur-angsur, apabila dalam jiwa telah mulai timbul gejala egoism dan senang kepada sanjungan manusia, senang mengejar-ngejar pangkat dan pengaruh yang luas, senang kepada kebanggaan yang bisa menyeret hidupnya ke jalur jalan sesat.
Jika keikhlasan dalam jiwa telah dikotori hal-hal yang demikian, maka rusaklah amal-amalnya dan jaulah dari keridhaan Tuhannya. Karena Allah senang kepada amal yang bersih dan bebas dari gangguan-gangguan yang kotor, sebagaimana firman Allah swt :
!$¯RÎ)!$uZø9tRr&šøs9Î)|=»tFÅ6ø9$#Èd,ysø9$$Î/Ïç7ôã$$sù©!$#$TÁÎ=øƒèCçm©9šúïÏe$!$#ÇËÈ
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur’an) dengan (membawa)kebenaran.Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya”.
(Az Zumar: 2)












KHUTBAH JUM’AT
DI MASJID AL – IKHLASPEGAMBIRAN
KOTA CIREBON

JUM’AT,   04 JULI 2014

Oleh :
Drs. H. MOH MASNUN, Mpd


TAWAKKAL (BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH)

Sidang jum’ah yang berbahagia
Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kepada Allah swt; taqwa dalam arti menjalankan semua perintah-Nya serta meninggalkan segala larangan-Nya.
Dan jangan sekali-kali kita meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beriman dan Islam.

Allah Ta’ala berfirman :
$pkšr'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãYtB#uä(#qà)®?$#©!$#¨,ym¾ÏmÏ?$s)è?Ÿwur¨ûèòqèÿsCžwÎ)NçFRr&urtbqßJÎ=ó¡BÇÊÉËÈ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
 (Al Imran : 102)

Kita menyadari bahwa kelemahan manusia ialah sifatnya yang serba terbatas sehingga dalam hidup sehari-hari senantiasa menghajatkan pertolongan. Sebab tanpa pertolongan orang lain tidak mungkin seseorang sanggup mengatasi persoalan-persoalan hidupnya.
Tegasnya betapapun kekuatan, harta dan kedudukan seseorang tidaklah merupakan jaminan untuk hidup menyendiri secara mutlak. Untuk itulah Allah memerintahkan kita semua untuk saling tolong menolong sebagaimana tersebut dalam firman-Nya :
(#qçRur$yès?urn?tãÎhŽÉ9ø9$#3uqø)­G9$#urŸwur(#qçRur$yès?n?tãÉOøOM}$#Èbºurôãèø9$#ur4ÉÇËÈ
Artinya :
“Bertolong-tolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu bertolong-tolongan dalam perbuatan dosa dan permusuhan”.
(Al Ma-idah: 2)
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Tolong menolong sesama hamba Allah adalah terbatas dalam urusan duniawi atau lahiriyah; akan tetapi pertolongan mutlak yang kita perlukan ialah dari Allah; pertolongan inilah yang merupakan jaminan keberhasilan segala usaha dan pekerjaan.
Dalam hal ini Allah swt, telah memberikan ketentuan, sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala :
ö/ä3ßg»s9Î*sù×m»s9Î)ÓÏnºurÿ¼ã&s#sù(#qßJÎ=ór&3ÎŽÅe³o0urtûüÏGÎ6÷ßJø9$#ÇÌÍÈ
Artinya:
“Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kepada-Nya.Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh”.
(Al Hajj : 34)

Dari ayat di atas nyatalah bahwa Allah akan memberikan pertolongan-Nya kepada mereka yang pasrah diri kepada-Nya.
Menyerahkan diri kepada Allah atau tawakkal adalah sikap jiwa yang tenang dan hati yang mantap.
Allah Ta’ala berfirman :
ö@ž2uqs?urn?tãÇcyÛø9$#Ï%©!$#ŸwßNqßJtƒôxÎm7yur¾ÍnÏôJpt¿2ÇÎÑÈ
Artinya :
“Dan berserah dirilah engkau kepada (Allah) yang Hidup, tiada mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya”.
(Al Furqan : 58)

Dari keterangan ayat-ayat di atas jelaslah tawakkal itu hendaknya dilakukan pada tiap usaha atas dasar keyakinan bahwa hanya Allah yang menentukan keberhasilan semua usaha.Jadi pengertian tawakkal bukan berarti menyerah tanpa usaha, bergantung kepada nasib atau masa bodoh, sebab menurut ajaran Islam setiap usaha tidak terlepas dari ikhtiar.

Sidang jum’ah yang berbahagia.
Setiap manusia hidup pasti mengalami cobaan dan ujian, baik berupa kehilangan harta benda, kematian anak atau kematian sanak keluarga atau lain-lainnya. Memang semua itu dapat membuat hati resah dan sedih; akan tetapi kesemuanya itu hendaknya dihadapi dengan penuh kesabaran. Bersabar dalam arti tahan uji, tidak mudah putus asa serta bertekad untuk mengatasi kesulitan.Yang demikian itulah ciri orang-orang yang bertaqwa.
Nyatalah tawakkal dan sabar merupakan sikap orang-orang yang beriman dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya. Mereka yakin dengan cara itulah Allah memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat.;
Sebagai bukti tawakkal seorang hamba Allah ialah ibadah shalatnya, sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
ÏJŠÉ)ßJø9$#urÍo4qn=¢Á9$#ÇÌÎÈ
Artinya :
“Itulah orang yang menegakkan shalat”
(Al Hajj : 35)
Shalat merupakan ukuran iman, Islam dan tawakkal seorang hamba, karena tidak kurang dari tujuhbelas kali dalam sehari semalam ia berjanji dan memohon kepada Allah :
x$­ƒÎ)ßç7÷ètRy$­ƒÎ)urÚúüÏètGó¡nSÇÎÈ
Artinya:
“Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.
(Al Fatihah : 5)
Sidang jum’ah yang berbahagia.
Adapun yang perlu kita perhatikan lagi ialah membelanjakan sebagian rizqi diperoleh pada jalan Allah yakni untuk menolong fakir miskin, menyatuni yatim piatu dan untuk kepentingan masyarakat; sebab perbuatan inilah yang menambah keberkahan dalam hidup.
Allah Ta’ala berfirman :
$tBur(#qà)ÏÿZè?ô`ÏB9ŽöyzöNà6Å¡àÿRL|sù$tBuršcqà)ÏÿZè?žwÎ)uä!$tóÏFö/$#Ïmô_ur«!$#$tBur(#qà)ÏÿZè?ô`ÏB9Žöyz¤$uqãƒöNà6ös9Î)÷LäêRr&urŸwšcqãKn=ôàè?ÇËÐËÈ
Artinya :
“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri.Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah.Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya”.
(Al Baqarah ; 272)


Marilah kita senantiasa bertawakkal kepada Allah, karena dengan berserah diri kepada-Nya akan menumbuhkan keteguhan hati, ketenangan, keberanian dan membuahkan nilai-nilai rokhani yang terpuji.








































KHUTBAH JUM’AT
DI MASJID AL – IKHLASPEGAMBIRAN
KOTA CIREBON

JUM’AT,   05 DESEMBER 2014

Oleh :
Drs. H. MOH MASNUN, Mpd

MENINGGALKAN SHALAT LIMA WAKTU
Sidang jum’ah yang berbahagia
            Marilah kita selalu bertakwa kepada Allah Ta’ala memelihara shalat lima waktu. Karena, shalat itu merupakan kunci sorga dan merupakan penyakit yang menghalangi panasnya api neraka Jahanam.
Semua orang islam sudah maklum bahwa shalat lima waktu adalah kewajiban utama lagi terpenting. Semua orang Islam laki-laki perempuan wajib mengamalkannya selama hidup.
Semasekali tidak ada alasan atas kewajiban ini untuk ditinggalkan walau sedang dimana kita berada. Tidak kuasa berdiri betul, boleh mengerjakan dengan  duduk, kalau terhalang duduk, diizinkan berbaring, pendek kata mesti dikerjakan.
Nabi Muhammad Saw, bersabda:
Artinya :
“Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa mendirikan shalat, berarti ia mendirikan agama. Dan barangsiapa meninggalkannya berarti ia merobohkan agama”.

Maka ketetapan dalam Islam barangsiapa meninggalkan dianggap melakukan pelanggaran besar, dengan sendirinya berdosa besar. Biasanya orang-orang yang meninggalkan shalat disebabkan oleh kesibukan-kesibukan lain, dengan kesibukan-kesibukan itu terkadang kewajiban shalat lima waktu sengaja diabaikan.
Allah Ta’ala berfirman:
y$pkšr'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäŸwö/ä3Îgù=è?öNä3ä9ºuqøBr&IwuröNà2ß»s9÷rr&`tã̍ò2ÏŒ«!$#4`tBurö@yèøÿtƒy7Ï9ºsŒy7Í´¯»s9'ré'sùãNèdtbrçŽÅ£»yø9$#ÇÒÈ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi”.
(Al Munafiqun : 9)
Saudara-saudara sekalian yang terhormat.
Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa ancaman bagi orang yang meremehkan shalat itu ialah kelak akan dijatuhkan ke dalam neraka Jahanam yang sangat panas sehingga keadaan tersebut di gambarkan: “Jika seandainya sebuah gunung dimasukkan kedalamnya niscaya ia akan hancur karena sangat panasnya dan disamping itu tempat tersebut disiapkan bagi orang yang selalu meremehkan dan melalaikan shalat sampai waktunya habis. Kecuali mereka bertaubat kepada Allah atas perbuatannya itu, niscaya Allah akan memberi pengampunan kepadanya.

Para ulama Tafsir menerangkan bahwa yang dimaksud ingat kepada Allah disini (pada ayat tersebut diatas) ialah shalat lima waktu. Sehingga siapa saja yang sibuk mengurus harta, menjual dan membeli barang dagangannya, sibuk dengan perusahaannya, atau berupaya mencari harta dan sibuk hanya mengurus anak-anaknya hingga shalatnya sampai terlambat, maka ia kelak akan merugi.’

Di hari akhirat kelak tanggung jawab orang-orang yang meninggalkan shalat bukan kepalang beratnya dan soal shalatlah yang mula-mula sekali diperiksa di kehadirat Allah swt.




Allah Ta’ala berfirman :
$tBóOä3x6n=yÎûts)yÇÍËÈ(#qä9$s%óOs9à7tRšÆÏBtû,Íj#|ÁßJø9$#ÇÍÌÈóOs9urà7tRãNÏèôÜçRtûüÅ3ó¡ÏJø9$#ÇÍÍÈ
Artinya :
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin”.
Orang-orang yang disiksa dalam neraka Saqor itu hancur segala tulangbelulangnya, kemudian utuh lagi, tapi disiksa lagi terus menerus hingga terasa benar segala sakit deritanya.

Sidang jum’ah yang berbahagia
Sebagian Ulama ada yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat itu kelak akan dikumpulkan bersama-sama Fir’aun, Haman dan Ubayi bin Khalaf, sebab mereka itu sama-sama meninggalkan shalat karena sibuk mengurusi harta, kerajaan, departemen atau perusahaan mereka.

Jadi apabila ada orang mengaku beragama islam, tetapi tidak mau shalat, berarti pengakuan itu tidaklah benar. Dan orang yang semacam ini ditetapkan masuk neraka, sebagaimana tersebut dalam hadits Rasulullah saw:

Artinya :
“Manakala seseorang meninggalkan satu shalat fardlu sengaja, maka namanya ditulis pada pintu neraka: “Fulan bin Fulan, tidak boleh tidak pasti masuk neraka.”

Saudara-saudara sekalian yang berbahagia.
Menilik kepada keterangan-keterangan di atas nyata benar kedosaan orang-orang yang meninggalkan shalat yang begitu berat ancaman adzabnya.
Karena maklumlah keberanian orang-orang meninggalkan shalat, berarti berani melawan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Sebagai akhir dalam uraian khutbah awal ini, kami pesankan kepada kita sekalian yaitu :
·         Kalau kita hendak mengetahui kematangan Islam seorang Muslim lihatlah saja tentang shalatnya

·         Selagi seseorang itu masih biasa mengabaikan shalat, sangat boleh jadi Islam di dalam dirinya belum matang

·         Sebaliknya, setiap orang yang taat ibadahnya menunjukkan islamnya sudah matang benar.


Artinya :
“Periharalah semua shalat (kalian) dan shalat washtha.Berdirilah kalian untuk Allah (dalam shalat kalian) dengan khusyu”.

Semoga Allah swt, memberikan hidayah dan taufiq kepada kita dapat melaksanakan semua perintah Allah, sehingga memperoleh rahmat dan anugerah-Nya, di dunia dan akherat.Dan semoga kita selalu dikarunia sehat wal-afiat, serta husnul khatimah.Amien Ya Rabbal Alamiin.









 

Komentar

  1. 1xbet - No 1xbet Casino | Live dealer casino online
    1xbet is a reliable casino site 1xbet app that offers a great apr casino casino wooricasinos.info games https://deccasino.com/review/merit-casino/ from the best software providers for the regulated gambling markets. Rating: 8/10 · ‎Review by a Tripadvisor user · ‎Free · https://sol.edu.kg/ ‎Sports

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PELEPASAN SDIT SABILUL HUDA KOTA CIREBON

PROPOSAL ALQURAN CAMP SDIT SABILUL HUDA KOTA CIREBON